Tutorial Membuat Kostum Hewan

Gambar

Sobat tiger.. Pagi ini 12 April 2014  teman-teman dari tigerheart dan Forum Komunikasi dan Kader Konservasi Indonesia (FK31) melakukan kegiatan tutorial membuat kostum hewan kepada para wali murid TK Bhayangkari dalam rangka persiapan karnaval yang akan di adakan oleh rekan-rekan FK31 Sumbar. @Photo by Fauziah

Workshop Mendongeng “Inyiak Balang”

GambarGambarGambarGambarGambarGambar

Dear, sobat “inyiak”, berikut foto-foto dari kegiatan workshop mendongeng bersama Ibu Linda dan Tiger Heart Sumbar diSMP 5 dan SMA 2 Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat beberapa waktu yang lalu. Di workshop ini sobat-sobat muda “inyiak” belajar banyak hal loh, terutama mendongeng dan membuat cerita mengenai harimau. waah.. seru ya..

# Save Tiger Save Our Future

Inisiasi Pembentukan TigerHeart Riau (congratulation!!)

IMG_9030IMG_8991

Kamis, 19 Desember 2013, merupakan kegiatan inisiasi pembentukan TigerHeart Riau oleh forum harimau kita yang bekerjasama dengan wwf Riau, Kegiatan ini dilaksanakan selama satu hari. Dalam kegiatan ini salah satu member tiger heart sumatera barat Gita Fadhilah juga menyampaikan informasi dan berbagi pengalaman  seputar kegiatan yang pernah dilakukan oleh tigerheart sumbar dalam upaya konservasi harimau sumatera kepada para peserta inisiasi pembentukan tigerheart di Riau. Kegiatan ini diakhiri dengan diresmikannya Tigerheart riau. (y)

[Kampanye] Membagikan Rimueng

DSC00161DSC00167  DSC00168

TigerHeart Sumatera Barat melakukan kampanye rutin dengan membagikan majalah Rimueng kepada siswa siswi smpn 5 Tarusan, Pasisir Selatan disela-sela kegiatan story telling harimau sumatera. Kegiatan story telling ini diinisiasi oleh salah satu pembina tigerheart yaitu ibu Erlinda C Kartika.

[Story Telling] Dongeng si Inyiak Balang Part 1

DSC00289DSC00229DSC00258DSC00205DSC00272

Pembina dan Volunteer TigerHeart Sumbar melakukan kegiatan story telling yang bertemakan “Inyiak Blang” di SMP 5 Tarusan Pasisir Selatan, Sumatera Barat, Jumat  dan Sabtu(20-21/12/2013). Kegiatan ini mengangkat cerita mengenai kehidupan manusia dan harimau yang mampu hidup secara berdampingan, cerita ini disampaikan melalui media dongeng, dengan tujuan anak-anak lebih dapat mengerti dan memahami mengenai hal-hal yang berkaitan dengan alam dan kehidupan yang ada didalamnya.. Lets Fight For Sumatran Tiger !!

Member Of TigerHeart Sumbar

real

TigerHeart  Sumatera Barat merupakan jaringan relawan Forum HarimauKita yang berada di Padang, Sumatera Barat. Tigerheart Sumbar memiliki 15 member tetap dan 5 orang anggota Forum HarimauKita yang menjadi Pembina TigerHeart Sumbar. Lets Fight For Tiger Conservation!! We Love Tiger!!

TigerHeart Kampanye Penyu

ImageImage 

Kampanye konservasi penyu yang dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2013 merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh balai KSDA Sumbar dan bekerjasama dengan PT Semen Padang. Kampanye ini diikuti pula oleh relawan TigerHeart Sumatera Barat. Kegiatan yang dilakukan adalah Kompetisi mural, kunjungan ke salah satu tempat penangkaran penyu di Kota Pariaman dan pelepasan penyu di pantai sekitar penangkaran. Selain Harimau,penyu juga merupakan salah satu hewan yang terancam punah, tingginya konsumsi terhadap telur penyu turut menyumbang terjadinya kepunahan terhadap spesies ini. Banyak hal yang dapat dilakukan, cukup dengan tidak mengonsumsi telur penyu, tidak membuang sampah (plastik) sembarangan apalagi sungai dan laut setidaknya kita telah membantu dalam penyelamatan penyu serta hewan laut lainnya. Rooaaar….

Pembentukan Kader Konservasi Balai KSDA Sumatera Barat

 

ImagePembentukan kader konservasi yang diselenggarakan oleh balai KSDA Sumatera Barat dilaksanakan pada tanggal 4-6 Desember 2013 bertempat di Anai Resort Lembah Anai, Sumatera Barat, Kegiatan ini diikuti oleh 10  anggota Tiger Heart dan masing-masing perwakilan mahasiswa pecinta alam dari berbagai universitas di Sumatera Barat. Kegiatan ini bertujuan dalam pembentukan kader baru pada Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) di wilayah Sumatera Barat. Forum ini diharapkan dapat menjadi jembatan bagi para kader konservasi untuk saling berbagi ilmu dan berbagi pengalaman dalam melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan. Salam Lestari

“Lets Fight For Tiger Conservation!!”

Konflik Satwa Liar dan Manusia (By. Wido Albert)

Gambar

Padang-HarimauKita.or.id – Konflik antara satwa liar dengan manusia kembali memakan korban. Namun kali ini yang menjadi korban adalah satwa. Seekor macan dahan (Neofelis diardi) mati dalam keadaan yang mengenaskan setelah di aniaya oleh warga Kampung Tumbulun Karang Putih, Kelurahan Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat. Satwa malang ini tertangkap ketika masuk kedalam kandang kambing milik warga sekitar pukul 07.30 WIB, 12 april 2013. Satwa yang semula diperkirakan adalah harimau ini, mati dengan luka disekujur tubuhnya. Berdasarkan pengamatan di lokasi kejadian, saat bangkai satwa ini dievakuasi dari lokasi kejadian oleh pihak BKSDA SUMBAR, terlihat usus dari satwa ini terburai keluar karena badannya terkena sabetan benda tajam. Tindakan ini dilakukan warga setempat dengan alasan melindungi diri mereka dan hewan peliharaannya, seperti dikutip dari ucapan salah satu warga yang mengatakan “dari pada kami yang mati kan lebih baik hewan ini saja yang dibunuh”.

Beberapa hari sebelum kejadian, masyarakat di desa tersebut sudah resah dengan keberadaan satwa ini. Berdasarkan dari laporan masyarakat sudah lima ekor kambing yang hilang dari kandangnya semenjak malam pertama kedatangan satwa ini ke pemukiman masyarakat, pada tanggal 03 april 2013. Setelah kejadian tersebut masyarakat sangat resah, sehingga mereka mengungsi ke tempat lain. Warga pun langsung melaporkan hal tersebut ke pihak BKSDA SUMBAR. Pihak BKSDA SUMBAR pun langsung turun bersama dengan relawan dari Universitas Andalas untuk meninjau lokasi dan memasang perangkap di sekitar daerah tersebut. Berdasarkan laporan awal dari warga setempat, awalnya satwa ini diperkirakan adalah seekor harimau. Beberapa kali satwa ini terlihat di malam hari oleh warga, mereka menyebutkan telah melihat seekor harimau yang ukurannya tidak terlalu besar, namun tim BKSDA SUMBAR yang saat itu dipimpin oleh Rusdiyan Ritonga masih ragu satwa jenis apa yang masuk ke pemukiman warga dan telah memangsa kambing warga tersebut, sehingga tim dari BKSDA dibantu oleh beberapa mahasiswa dari Universitas Andalas memasang kamera pengintai di lokasi kejadian tidak jauh dari perangkap.

Menurut Dr. Wilson Novarino ahli satwa dari Universitas Andalas, satwa jenis ini masih tergolong ke dalam kelompok kucing dengan ukuran sedang dan keberadaannya di alam terancam punah. Satwa jenis ini juga termasuk ke dalam daftar jenis satwa yang di lindungi di Indonesia pada PPRI no. 7 tahun 1999, sehingga keberadaanya seharusnya terus dijaga di alam dan tidak dibinasakan.

Kasus konflik antara satwa liar dengan manusia bagaikan pisau bermata dua. Disatu sisi kita dituntut untuk dapat melindungi dan menjaga satwa liar yang ada di alam namun di sisi lain keamanan dan keresahan yang dirasakan masyarakat terhadap berkeliarannya satwa ini di pemukiman mereka juga harus di perhatikan. Namun menurut Rusdiyan Ritonga, tidak dapat dipungkiri masuknya satwa dari alam liar ke pemukiman warga juga akibat dari ulah manusia yang telah mengeksploitasi secara besar-besaran habitat mereka. Sehingga mereka tidak lagi merasa aman dan mendapatkan makanan dari habitat aslinya dialam liar. Seperti yang terlihat di lokasi kejadian, habitat dari satwa ini khususnya di sekitar lokasi kejadian konflik, telah banyak digunakan sebagai lokasi tambang oleh PT. Semen Padang. Selain itu desa tempat kejadian konflik satwa dengan manusia ini berbatasan langsung dengan hutan lindung yang notabenenya merupakan habitat dari beberapa jenis satwa liar, sehingga tidak heran jika daerah ini juga dapat dijangkau dengan mudah oleh satwa liar seperti macan dahan. Namun saat sekarang ini yang terpenting adalah manusia dituntut untuk dapat menjaga kesetimbangan ini di alam sehingga tidak lagi ada kasus konflik yang merugikan bagi manusia ataupun satwa itu sendiri. Harapannya adalah tidak ada lagi satwa liar khususnya satwa yang statusnya di alam sudah terancam punah kembali menjadi korban dari konflik dengan manusia. Dan juga manusia dapat hidup berdampingan dengan alam tanpa ada konflik seperti yang terjadi di Kampung Tumbulun Karang Putih, Kelurahan Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat ini. (Wido Albert)